Menurut sumber cerita yang ada di Balai Desa Ngrayun, tepatnya di dalam
Peraturan Desa tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM
Desa) demikian juga dari para sesepuh di Desa Ngrayun yang ada saat
ini, bahwa terjadinya Desa Ngrayun adalah sebagai berikut :
Pada zaman kerajaan Mataram yang sekarang berlokasi di Yogyakarta,
terjadilah perlawanan terhadap penjajah Belanda. Karena waktu itu
persenjataan belum canggih dan perlawanan masih berupa perlawanan
kelompok / kedaerahan, maka para pejuang kita menggunakan strategi
perang berpindah-pindah / gerilya. Para pejuang banyak yang menjadi
korban dalam pertempuran terbuka semacam ini. Banyak juga yang melarikan
diri agar tidak tertangkap oleh penjajah Belanda.
Alkisah, dua orang pejuang bersaudara yang juga merupakan anggota
keraton melarikan diri ke arah timur Yogyakarta. Mereka sampai di hutan
belantara dan bertempat tinggal di hutan tersebut. Sang Kakak menempati
daerah bagian barat, dan Si Adik menempati daerah bagian timur. Pada
suatu hari Sang Kakak menderita sakit yang cukup parah. Anak-anaknya
menceritakan hal tersebut kepada Sang Paman. Sebelum menjenguk Sang
Kakak, Si Adik tersebut mandi besar untuk membersihkan diri. Lalu ia
berangkat menjenguk Sang Kakak. Sesampainya di tempat Sang kakak, ia
menjumpai Sang Kakak dalam keadaan sudah tiada. Sang Kakak telah
dipanggil oleh Yang Maha Kuasa.
Ketika makam Sang Kakak akan ditimbun dengan tanah, tiba-tiba Si Adik
ikut masuk ke dalam liang kubur dan menghembuskan nafas terakhirnya.
Maka untuk mengenang kedua bersaudara tersebut, Sang Kakak yang bernama
Mbah Laung, daerah tempat tinggalnya dinamai Slahung dan tempat tinggal
Si Adik yang bernama Mbah Rayut dinamai Ngrayun.
Untuk saat ini Desa Ngrayun merupakan Desa terluas di Kecamatan Ngrayun.
Pada awalnya Desa terluas di Kecamatan Nrayun adalah Desa Baosan Kidul,
sedangkan Desa Ngrayun merupakan desa terluas nomor dua setelah Desa
Baosan Kidul. Pada Tahun 2008 Desa Baosan Kidul dipecah menjadi dua desa
yaitu menjadi Desa Baosan Kidul dan Gedangan yang telah dipersiapkan
sebelumnya sejak Tahun 1997. Dan ada sebuah wacana Desa Ngrayun juga
akan dipecah menjadi dua desa mengingat kondisi desa yang sangat amat
luas sehingga koordinasi antar perangkat desa menjadi kurang kondusif
dan maksimal dan sudah memenuhi syarat jika Desa Ngrayun dipecah menjadi
dua desa.
Dari catatan yang ada dan juga menurut keterangan-keterangan orang tua
maupun tokoh-tokoh Desa Ngrayun yang mengerti tentang cikal bakal
terjadinya desa yang dapat diingat sampai saat ini, bahwa Desa Ngrayun
telah mengalami 4 (empat) kali pergantian Kepala Desa dengan urutan
sebagai berikut :
No Nama Tahun
1. Marto Sudarmo …… – 1968
2. Soemodirdjo 1968 – 1991
3. Budi Wiyono, Bc.Hk. 1991 – 2007
4. Suyatman 2007 – sekarang
Sekretaris Desa Ngrayun dengan urutan sebagai berikut :
No Nama Tahun
1. Soemodirdjo ..... – 1968
2. Daman 1968 – 2007
3. -- 2007 - sekarang
Adapun Desa Ngrayun memiliki empat (4) pedukuhan yaitu :
1. Dukuh Krajan dengan Kamituwo Bapak Kurmen
2. Dukuh Nglodo dengan Kamituwo Bapak Sudarman
3. Dukuh Tanjung dengan Kamituwo Bapak Maryono
4. Dukuh Sambi dengan Kamituwo Bapak Suwarno
Papan struktur Desa Ngrayun yang terpampang di Balai Desa seperti
Susunan Organisasi, Jumlah Penduduk per Tahun, Jumlah Tempat
Peribadatan, Daftar Nama-Nama Perangkat Desa, Daftar Nama-Nama Ketua RT,
Bidang-Bidang Pengembangan Potensial Desa sudah ada. Saat ini jabatan
Sekretaris Desa masih kosong dan digantikan sementara oleh Staf
Sekretariat. Menurut keterangan dari beliau administrasi kependudukan
desa sudah tertib dengan menggunakan SIMADES akan tetapi penggunaannya
belum maksimal dikarenakan data yang ada pada aplikasi SIMADES kadang
tidak cocok dengan data dari DISPENDUKCAPIL, sehingga masih perlu
mengadakan perbaikan.
Kondisi geografis Desa Ngrayun merupakan dataran tinggi yang berada di
Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo dengan luas yang dapat terbagi
sesuai dengan kegunaan denah sebagai berikut :
1. Tanah sawah : 159,338 ha
2. Tanah pekarangan : 205,870 ha
3. Tanah ladang : 669,227 ha
4. Hutan negara : 753,500 ha
Curah hujan 1700 mm/tahun dan ketinggian air laut kurang lebih 600 m dengan temperatur 20 - 23
derajat Celcius.
http://erlienshu.blogspot.com/2010/10/asal-usul-desa-ngrayun.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar